Tags

, , , ,

Dalam buku karangan Hamka Abdul Aziz, seperti yang saya sebutkan di posting sebelumnya “Proof about the knowledges” beliau menulis pada bagian akhir bukunya—topiknya sama seperti yang saya pikirkan (atau tepatnya muncul dalam benak saya).

Beliau menyebutkan ada 3 (tiga) ranah pendidikan yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan, yaitu:

  1. Kemampuan affective (berkaitan dengan aspek perasaan)
  2. Kemampuan cognitive (berkaitan dengan aspek pikiran)
  3. Kemampuan psychomotoric (berkaitan dengan aspek kesadaran)

Affective:

Mempengaruhi, mengharukan, pura-pura

Cognitive:

Pengertian, pengetahuan

Psychomotoric:

“Mesin” jiwa kesadaran

Ditulis dalam buku tersebut, bahwa selama ini evaluasi hasil belajar masih sebatas pada aspek pikiran (cognitive) saja, yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan intelektual dalam kaitan dengan penguasaan teori ilmu pengetahuan yang diukur hanya sebatas angka atau nilai (dalam pengertian numerik). Sedangkan aspek perasaan (affective) dan aspek kesadaran (psychomotoric), yang menjadi fungsi penguat kepedulian terhadap lingkungan sosial dan penggerak kesadaran berperilaku, masih terabaikan. Menurut beliau itu mengakibatkan peserta didik tidak memiliki keseimbangan kemampuan yang meliputi ketiga aspek tersebut.

Beliau menambahkan, seyogyanya ketiga ranah pendidikan tersebut menjadi alat evaluasi pendidikan dalam hal attitude (affective), knowledge (cognitive), dan skill (psychomotoric), sebagai kesatuan yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.

Tambah beliau lagi:

  1. Punya pengetahuan dan keterampilan, tapi perilaku tidak baik, akibatnya merasa baik (SOK BAIK).
  2. Punya keterampilan dan perilaku namun minim pengetahuan akibatnya merasa memiliki ilmu pengetahuan (SOK TAHU).
  3. Punya pengetahuan dan perilaku namun minim keterampilan akibatnya merasa pintar (SOK PINTAR).

Nah, sedang yang ada dalam benak saya waktu itu, saya hanya fokus pada Hati. Jika hati bagus, maka baguslah seluruh anggota badan dzohir dan bathin. Jika hati rusak, rusak pula seluruh anggota badannya. Ketiga aspek itu dikontrol oleh Hati—Hati mengontrol akal, sehingga akal bisa berpikir dengan baik—Hati dengan Akal harus sinkron. Hati harus dijaga dan dipelihara. Dan, ini berhubungan dengan Akhlak. Akhlak berhubungan dengan Iman, dan Iman berhubungan dengan Allah.

AFAIK—Karena saya bukan ahli—hanya orang biasa yang hanya tahu satu hal, yaitu saya tidak tahu apa-apa. Seorang murid. Jadi saya tidak bisa menguraikannya sebaik beliau.